Kamis, 02 Oktober 2014

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Kebudayaan


Manusia dan Kebudayaan  
A.    Pengertian Manusia
     Ada dua pandangan yang bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun seorang manusia.
1.      Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a.       Jasad, yaitu badan manusia yang dapat dilihat, diraba, difoto yang menempati ruang dan waktu.
b.      Hayat, yaitu unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
c.       Ruh atau roh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan menciptakan yang bersifat konseptual yang merupakan pusat lahirnya suatu kebudayaan.
d.      Nafs, yaitu kesadaran tentang diri sendiri (Asy’arie, 1992 Hal. 62-84).

2.      Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a.       Id, merupakan struktur kepribadian yang tidak nampak. Id merupakan energi psikis yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id diatur oleh prinsip kesenangan yang harus dipenuhi melalui pengalaman secara langsung maupun pengalaman tidak langsung seperti mimpi atau khayalan.
b.      Ego, sering juga disebut kepribadian eksekutif karena perannya dalam menghubungkan Id dengan saluran sosial yang hanya bisa dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego dimulai pada usia satu hingga dua tahun pada saat anak-anak berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas.
c.      Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir dan muncul disaat usia seseorang sekitar lima tahun atau lebih. Superego berkembang secara internal dalam diri seseorang, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi, superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas dari lingkungan luar. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik secara langsung, sedangkan ego menjadi penengah atau sebagai mediator. Sehingga dapat disimpulkan bahwa superego mempunyai pola aturan dalam derajat tertentu yang menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi (Freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

     Dari uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa orang yang cenderung sering melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai sosial lebih dikuasai oleh Id dibanding superegonya. Kesemua unsur tersebut dapat kita gunakan untuk menganalisa tingkah laku manusia.

B.  Hakekat Manusia

a.     Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh serta jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
     Tubuh manusia adalah materi yang dapat dilihat, diraba dan dirasa, wujudnya nyata tetapi tidak abadi. Jika seseorang meninggal, tubuhnya akan hancur dan lenyap tetapi jiwanya tetap abadi. Jika manusia meninggal, jiwanya akan lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan dan jiwanya tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

b.      Manusia Merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
     Manusia memiliki akal, perasaan, dan kehendak yang diberikan oleh penciptanya. Dengan akal mampu berpikir, membuat serta menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya perasaan manusia dapat meciptakan seni dan dengan adanya kehendak manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral yang berlaku.

c.       Manusia merupakan makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati dan budayawi.
     Sebagai makhluk hayati, dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi, biokimia, psikologi, patologi, genetika, dan lain sebagainya. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, sosial, kesenian, ekonomi, dan masih banyak lagi.

d.      Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, mempunyai kualitas serta martabat karena kemampuan dalam bekerja dan berkarya.
     Manusia adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya serta memiliki sifat-sifat lamiah dan tunduk pada hukum alamiah. Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu melihat dunia disekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali kekagumannya tersebut dalam bentuk tarian, lukisan, maupun nyayian. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis kedalam tingkatan manusiawi dalam bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia dapat mengkhayati ibadahnya kepada Tuhan.

C.    Kepribadian Bangsa Timur
     Banyak orang yang masih mempersoalkan tentang perbedaan antara budaya barat dengan budaya timur. Kepribadian bangsa timur merupakan cerminan dari budaya yang dianut oleh orang-orang timur seperti di Asia dan Timur Tengah yang mempunyai kekhasan atau kebiasaan yang terdapat di wilayah timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya memiliki rasa toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi, bangsa timur biasanya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. 

     Kepribadian bangsa timur juga biasanya identik dengan penampilan yang baik dan sopan baik dalam berkata maupun dalam berpakaian. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan khas dari daerahnya masing-masing seperti acara adat atau upacara khusus yang masih terus dilestarikan hingga sekarang.
  
D.    Pengertian Kebudayaan
     Budaya dalam bahasa sansekerta yaitu “budhayah” yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin budaya disebut dengan “colere”  mempunyai arti mengolah tanah. Jadi kebudayaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia untuk mengolah atau mengelola tanah atau tempat tinggalnya. 

     Menurut E.B. Taylor, kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang dicapai manusia sebagai anggota masyarakat.

     Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

     Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan berarti menifestasi dari cara berpikir dimana manifestasi disini maksudnya perwujudan dari cara berpikir manusia.

     Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan mempunyai arti keseluruhan dari gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

     Kroeber dan Klukhon, kebudayaan adalah bentuk dari kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.

     Dan terakhir menurut Van Peursen, kebudayaan dairtikan sebagai perwujudan kehidupan setiap manusia dan kehidupan setiap kelompok manusia yang selalu berubah-ubah.

E.    Unsur-unsur Kebudayaan
     Menurut C. Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture, kebudayaan terdiri dari tujuh unsur yang menyusunnya, yaitu ;

1.      Sistem Religi, yaitu manusia sebagai makhluk religius percaya bahwa ada suatu zat yang telah menciptakannya yaitu Tuhan. Oleh karena itu manusia merasa takut sehinnga menyembahnya dan kepercaayaan itulah yang sekarang disebut dengan agama.
2.      Sistem Organisasi Kemasyarakatan, yaitu manusia sadar bahwa tidak dapat hidup sendiri di dunia ini sehingga disusunlah sebuah organisasi dimana antar manusia saling bekerja sama demi kesejahteraan hidupnya.
3.      Sistem Pengetahuan, yaitu kemampuan manusia dalam mengingat apa yang telah diketahui atau dipelajari olehnya kemudian menyampaikannya kepada orang lain sehingga pengetahuan tersebut pun menyebar luas.
4.      Sistem Mata Pencaharian dan Sisitem Ekonomi, yaitu tingkat kehidupan manusia yang secara umum terus meningkat.
5.      Sistem Teknologi dan Peralatan, yaitu alat yang dibuat dan digunakan oleh manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.
6.      Bahasa, yaitu cara komunikasi manusia yang pada awalnya menggunakan kode-kode yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan.

7.      Kesenian, yaitu sesuatu yang indah yang dibutuhkan manusia untuk memuaskan kebutuhan psikisnya setelah kebutuhan fisiknya seperti makan, minum dan istirahat terlaksana.

F.    Wujud Kebudayaan
     Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga bentuk yaitu :

1.      Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia, yaitu sistem budaya yang sifatnya abstrak, tidak bisa dilihat dan berpusat dalam kepala-kepala manusia yang menganutnya atau dengan kata lain alam pikiran masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan hidup.
2.      Kompleks aktivitas, yaitu sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi satu sama lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan.
3.      Wujud sebagai benda, yaitu aktivitas manusia yang saling berinetraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

     Ketiga wujud diatas, dalam kehidupan masyarakat nyata saling berhubungan satu sama lain.

G.    Orientasi Nilai Budaya
     Kebudayaan sebagai kaya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kluckhohn, dalam bukunya yang berjudul Variations in Value Orientation, sistem budaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, diantaranya :


1.      Hakekat hidup manusia, yaitu hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang berusaha memadamkan hidup namun ada pula yang berusaha menikmati hidup.
2.      Hakekat karya manusia, yaitu setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda. Diantaranya ada yang beranggapan karya sebagai tujuan hidup ataukarya sebagai pemberi kehormatan dan kedudukan.
3.      Hakekat waktu manusia, yaitu hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda. Ada manusia yang selalu memikirkan masa lalu, ada juga manusia yang memikirkan masa sekarang dan masa yang akan datang.
4.      Hakekat alam manusia, yaitu hubungan manusia dengan alam tempat tinggalnya.
5.      Hakekat hubungan manusia, yaitu hubungan manusia antar manusia baik secara sesama maupun secara individualitas.

H.    Perubahan Kebudayaan
     Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sisitem ide yang dimiliki oleh masyarakat, anatara lain seperti norma-norma dan aturan yang berlaku, bahasa dan juga teknologi. 

     Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan selalu berubah-ubah. Masyarakat dan kebudayaan diamanapun selalu dalam keadaan berubah. Adanya perubahan ini diantaranya disebabkan oleh :

1.      Sebab-sebab yang terjadi dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, misalnya bertambahnya jumlah penduduk.
2.      Sebab-sebab perubahan fisik dan alam tempat manusia hidup.

     Perubahan-perubahan kebudayaan selain yang telah disebutkan diatas bisa terjadi karena adanya percampuran kebudayaan, penemuan-penemuan baru khususnya teknologi dan inovasi baru.

I.    Kaitan Manusia dan Kebudayaan
     Secara umum hubungan antara manusia dengan kebudayaan, bisa dikatakan bahwa manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. 

     Hubungan antara manusia dengan kebudayaan setara dengan hubungan manusia dengan masyarakat yang saling berkaitan satu sama lain. Proses keterkaitan ini tercipta melalui tiga tahap :

1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dengan membangun dunianya sendiri.
2.      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif. Maksudnya suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan langsung dengan manusia.
3.      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya, bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia bisa hidup dengan baik sehingga masyarakat merupakan wujud nyata yang dibentuk oleh manusia.

     Apabila ada manusia yang melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan terasingkan.


Sumber :  Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar